Tahukah Kamu? Anak 9 Tahun Sudah Bisa Membuat Game Sendiri!

Selama ini, banyak orang mengira bahwa coding adalah dunia yang hanya cocok untuk orang dewasa. Padahal, anak-anak bisa mulai belajar coding sejak dini, asalkan dibimbing dengan cara yang tepat dan menyenangkan.

Di era digital seperti sekarang, coding untuk anak bukan lagi hal baru. Dengan materi yang disesuaikan dengan usia dan metode belajar yang interaktif, anak-anak dapat memahami dasar logika pemrograman sejak dini. 

Fakta Menarik: Anak-Anak Juga Bisa Membuat Game Sendiri

Siapa bilang harus menunggu kuliah dulu untuk membuat game? Faktanya, anak-anak usia SD pun sudah mampu menciptakan game interaktif dengan ide-ide kreatif mereka sendiri. Hal ini membuktikan bahwa dunia coding bisa dijelajahi siapa saja, termasuk anak-anak.

Secara umum, coding memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan untuk berbagai hal. Mulai dari membuat website, aplikasi mobile, hingga game. Di antara berbagai penerapan coding, membuat game menjadi salah satu cara paling seru belajar coding untuk anak. 

Membuat game memungkinkan mereka mengekspresikan imajinasi sekaligus mempraktikkan logika pemrograman. Selain itu juga dapat membantu anak memahami pola berpikir logis dan alur sebab-akibat, memperkuat daya analisis, serta meningkatkan kesabaran dalam menyelesaikan tantangan pemrograman.

Coding untuk Anak Usia 5 Tahun? Bisa Kok!

Tahukah kamu? Membuat game bahkan bisa diajarkan sejak anak usia 5 tahun, loh! Tentunya dengan mempertimbangkan kesiapan anak, karena perkembangan dan minat setiap anak berbeda-beda. Selain itu, metode pembelajaran dan aplikasi yang digunakan  sebaiknya menyesuaikan dengan usia anak agar proses belajar tidak terlalu sulit bagi anak. Kesulitan yang berlebihan dapat menurunkan minat anak terhadap coding.

Bagi anak usia 5–7 tahun, aplikasi ScratchJr bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat, karena platform ini memang dirancang khusus untuk anak-anak mulai usia 5 tahun. Sedangkan untuk anak usia 8 tahun ke atas, mereka bisa mulai menggunakan Scratch, platform yang lebih kompleks namun tetap ramah anak. Dengan pendekatan ini, anak-anak bisa mulai belajar menyusun perintah, memahami alur logika, dan membuat karya digital mereka sendiri sesuai usianya.

Manfaat Coding untuk Anak

Tujuan dari belajar coding untuk anak bukan semata-mata agar mereka bisa menulis kode yang rumit atau menjadi programer profesional. Yang jauh lebih penting adalah proses belajarnya, bagaimana anak belajar berpikir logis, terstruktur, dan mampu memecahkan masalah.

Kemampuan-kemampuan ini sangat dibutuhkan anak dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan di dunia digital. Misalnya, logika dan problem solving berguna saat anak menghadapi konflik dengan teman sekelas atau saat mencari solusi ketika mengalami kesulitan belajar. Kreativitas membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, terutama yang berkaitan dengan seni. Bahkan, berpikir sistematis yang diasah lewat coding bisa mempermudah anak memahami mata pelajaran seperti matematika, sains, dan bahasa.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari MIT Media Lab menunjukkan bahwa anak-anak yang mempelajari coding sejak dini, seperti melalui platform Scratch, mengalami peningkatan dalam berpikir kreatif, bekerja dalam tim, serta keterampilan komunikasi. Temuan ini disampaikan oleh Mitchel Resnick dan rekan-rekannya dalam buku Lifelong Kindergarten: Cultivating Creativity through Projects, Passion, Peers, and Play.

Contoh Karya Anak di Kalananti

Di Kalananti, anak-anak dibimbing agar bisa membuat game mereka sendiri. Tidak hanya itu, mereka juga diajarkan bagaimana menjelaskan proses kreatif mereka, mulai dari ide, logika pemrograman, hingga cerita di balik game yang mereka rancang. Anak-anak juga dilatih untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan orang lain, sehingga membangun kemampuan komunikasi dan kepercayaan diri mereka sejak dini.

Izaan adalah contoh nyata bahwa anak-anak pun bisa berkarya lewat coding sejak usia dini. Izaan berusia 9 tahun dan saat ini tinggal serta bersekolah di Australia. Meski jarak jauh, Izaan tetap aktif mengikuti kelas coding untuk anak di Kalananti secara online.

Salah satu hasil karya Izaan yaitu game dengan judul The Green and Smart Village” yang dibuat menggunakan Minecraft Education. The Green and Smart Village yang Izaan buat merupakan sebuah game interaktif tentang sebuah desa yang luas yang dikelilingi oleh pagar. Sesuai dengan judulnya, terdapat banyak pohon hijau dan juga perkebunan di desa yang Izaan buat. Izaan juga menyisipkan teknologi di dalam desanya dengan membuat kereta otomatis (automatic train) yang berjalan di sekitar desa.

Saat diwawancarai oleh tim Kalananti, Izaan dengan percaya diri memaparkan konsep game-nya, lengkap dengan demo singkat yang memperlihatkan fitur-fitur utama dalam gamenya. Ia juga menjelaskan secara rinci bagaimana ia menyusun kode untuk menciptakan elemen-elemen seperti perkebunan dan pagar di desanya. Hal ini menunjukkan bahwa Izaan tidak hanya mampu membuat karya digital yang menarik, tetapi juga memahami dan mampu menjelaskan proses dibalik pembuatannya.

Izaan juga sempat mempresentasikan game buatannya dalam video yang bisa dilihat di Instagram Kalananti.

Video Izan Menjelaskan The Green and Smart Village

Belajar Coding adalah Investasi Masa Depan Anak

Kisah Izaan membuktikan bahwa belajar coding untuk anak bukan hal yang mustahil. Dengan metode yang menyenangkan dan kurikulum yang sesuai usia, anak-anak bisa mengembangkan kreativitas, berpikir logis, serta kepercayaan diri, terutama karena mereka juga belajar mempresentasikan hasil karya mereka di depan orang lain, bukan hanya sekadar membuatnya.

Yuk, dukung anak Ayah/Bunda tumbuh sebagai pembelajar yang kreatif dan adaptif di era digital. Daftarkan anak Ayah/Bunda sekarang di kelas coding anak bersama Kalananti. Tersedia kelas offline dan online

Untuk info lebih lanjut dan inspirasi karya anak lainnya, follow Instagram kami di @kalananti atau bisa langsung menghubungi WhatsApp.

Penulis: Lia Anggraeni

Instagram: anggra.l

 

Lia Oktaviani