Kenali Bentuk Cyberbullying, Agar Aman Dalam Bersosial Media

Cyberbullying menjadi permasalahan serius di zaman serba teknologi. Khusus nya untuk anak-anak yang baru mengenal teknologi.Peran orang tua sangat diperlukan untuk mengenalkan tentang cyberbullying kepada anak agar bisa mengenal macam-macam bentuknya.

Apa itu cyberbullying ?

Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan media elektronik lainnya. Menurut Think Before Text, cyberbullying adalah perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi kapasitas fisik dan mental.

Cyberbullying bisa dilakukan dengan berbagai macam cara seperti:

  1. Bentuk ejekan

    Anak-anak sangat rentan terhadap ejekan. Baik itu ejekan secara langsung atau bentuk lain seperti tidak diajak masuk kedalam suatu grup. Anak-anak masih sulit membedakan mana yang bercanda secara wajar dan mana yang tidak. Bagi anak, pertemanan adalah segalanya. Sehingga masih rentan merasa terdiskriminasi.

  2. Pesan berisi ancaman

    Pesan berisi ancaman bisa membuat anak merasa takut. Anak yang merasa bahwa dirinya terancam akan menunjukan ciri-ciri tidak ingin keluar, depresi, dan merasa tidak semangat menjalani kegiatan sehari-harinya

  3. Mengambil indentitas orang lain

    Saat ini banyak orang mengetahui bahwa data bisa dijual dengan mahal. Anak-anak yang baru mengerti platform media sosial umumnya rentan membagikan data-data yang bersifat pribadi dan rahasia.

  4. Menerima foto yang tidak semestinya

    Selain bentuk teks, biasanya anak-anak rentan menerima foto yang tidak senonoh. Bisa juga anak diminta untuk mengirimkan foto bagian tubuhnya yang tidak seharusnya dibagikan. Peran orang tua sangat penting untuk mengajarkan hal ini kepada anak.

  5. Penggunaan identitas palsu

    Mengambil alih akun media sosial seringkali terjadi. Baik itu yang disengaja atau tidak (pembajakan). Pembajakan ini sangat berbahaya karena identitas yang digunakan pelaku adalah identitas milik korban. Apabila pelaku melakukan suatu hal yang tidak baik, maka korban lah yang akan dituduh sebagai pelaku

  6. Pengucilan dan penghasutan

    Anak-anak seringkali membuat sebuah grup pertemanan yang mereka rasa cocok satu sama lain. Tapi tidak jarang grup tersebut digunakan untuk menghasut orang lain untuk tidak menyukai seseorang. Hal ini berdampak pada korban yang dikucilkan akibat dari hasutan para pelaku bullying

Dampak dari cyberbullying bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik sekaligus mental anak. Mereka akan cenderung emosian, tidak semangat, lelah, sulit tidur, dan sebagainya. Perlunya peran orang dewasa untuk mencegah hal-hal tersebut sebagai berikut

  1. Peran orang tua

    orang tua adalah orang terdekat bagi anak yang perlu mengajarkan kepada anak tentang bentuk-bentuk perilaku bullying agar anak tidak menjadi korban ataupun pelaku bullying. Anak-anak yang sangat penasaran dengan banyak hal, masih belum tau mana hal yang sebaiknya dihindari/dilakukan. Dimulai dari pengenalan fungsi dan bagaimana cara menggunakan teknologi yang baik sampai hal-hal yang tidak boleh dilakukan

  2. Peran sekolah

    Peran sekolah sangat penting sebagai instansi pendidikan yang mengajarkan budi pekerti kepada anak. Tidak hanya mengajarkan tentang materi pelajaran, namun sekolah juga harus mengajarkan tentang apa yang ada di lingkungan sekitar siswa. Memperhatikan bagaimana pertemanan para siswa di lingkungan sekolah adalah kewajiban pihak sekolah agar terhindar perilaku-perikaku bullying yang dilakukan secara non daring

  3. Peran korban

    Korban harus berani untuk berbicara apabila ada hal yang membuat mereka tidak nyaman. Perilaku bullying bisa diakukan secara cyberbullying atau secara langsung. Pada tindakan cyberbullying bisa diidentifikasi dengan mudah karna adanya jejak digital yang bisa digunakan sebagai bukti. Lain hal nya dengan bullying secara langsung yang seringkali tidak terlihat secara langsung. Walaupun korban seringkali mendapat ancaman jika berani mengadukan apa yang dialaminya, korban tetap bisa mengadukan apa yang mereka alami dimulai dari orang tua atau orang terpercaya yang bisa menjaga rahasia terlebih dahulu sebelum mengumpulkan bukti-bukti untuk dilaporkan

  4. Peran saksi

    Saksi adalah orang yang menyaksikan secara langsung tindak bullying. Peran saksi sangat penting untuk membenarkan adanya tindakan tidak terpuji tersebut. Sehingga pada tahap mengumpulkan bukti, saksi bisa sangat membantu dan menolong korban agar tidak terjadi kembali di kemudian hari

Dampak dari cyberbullying mengakibatkan korban merasa sedih, depresi, marah, dan frustasi. Selain itu korban juga merasa malu dan takut untuk pergi ke sekolah. Rasa percaya diri korban akan menurun. Pada akhirnya, mereka akan merasa putus asa, memiliki pikiran untuk bunuh diri, dan melakukan percobaan bunuh diri.

Hal yang paling penting untuk menangani dan mencegah cyberbullying adalah kerja sama orang tua, pendidik, sekolah, saksi, dan korban. Dukungan dari orang tua diperlukan untuk membuat korban merasa aman dan nyaman. Pendidik juga harus mengedukasi siswa untuk menggunakan media elektronik dengan bijak dan mengingatkan orang tua untuk mengontrol penggunaan internet anak-anak mereka. Sekolah juga harus membuat kebijakan anti-cyberbullying untuk mengendalikan kejadian untuk mengendalikan kejadian cyberbullying. Saksi juga harus terbuka dan bisa menjadi sumber informasi kebenaran terhadap apa yang dialami korban. Dan korban juga harus menceritakan segala pelecehan online yang dialaminya kepada orang dewasa yang bisa ia percayai seperti orang tua dan guru, serta menanggapinya dengan bijak seperti tidak mempedulikan hinaan tersebut dan tidak merespon pelaku. Selain itu, korban juga harus menjaga privasi online mereka seperti rajin mengganti password dan mengecek nama dan foto mereka di situs web atau media sosial.

 

Referensi

https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying

https://nakita.grid.id/read/022652393/bentuk-bentuk-cyberbullying-pada-anak-di-tengah-pandemi-yang-mulai-sekarang-wajib-moms-waspadai-versi-kolaborasi-sonora-parenting-dengan-nakitaid?page=all

https://www.herminahospitals.com/id/articles/cyber-bullying.html

Maulana Rahman Nur